Senin, 01 Mei 2017

KONSUMSI RANSUM DAN KEBUTUHAN NUTRISI TERNAK BABI

    KONSUMSI RANSUM DAN KEBUTUHAN NUTRISI TERNAK
      { BABI , PAKAN   } 

          Konsumsi Ransum
  1. Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya ternak babi. Kebutuhan pakan meliputi jenis, jumlah dan kualitas bahan pakan yang diberikan secara langsung kepada ternak babi, akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak babi yang dipelihara.
    Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak babi sangat dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60-70% dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak babi.
    Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia terus-menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya ternak babi yang dilakukan.
    Agar pakan dapat tersedia terus-menerus sepanjang tahun dengan harga yang terjangkau maka perlu disusun formula ransum untuk ternak babi dengan menggunakan bahan pakan lokal yang ada di lokasi masing-masing sesuai dengan potensi kewilayahan.
    Ransum adalah makanan yang diberikan pada ternak tertentu selama 24  jam, pemberiannya dapat dilakukan sekali atau beberapa kali selama 24 jam tersebut. Ransum yang sempurna adalah kombinasi dari beberapa bahan makanan yang bila dikonsumsi secara normal dapat mensuplai zat-zat makanan kepada ternak dalam  perbandingan jumlah, bentuk, sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh berjalan dengan normal (GEA, 2009) dalam (Parakkasi, 1983). Tingkat konsumsi ransum dipengaruhi oleh keseimbangan dari energi dan protein yang tersedia (North, 1984). Ternak babi membutuhkan ransum yang imbangan nutrisinya baik atau sempurna, untuk memperoleh reproduksi dan produksi daging yang optimal. Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Besarnya konversi ternak babi terhadap ransum ialah 3,5 artinya untuk menghasilkan berat babi 1 kg dibutuhkan makanan sebanyak 3,5 kg ransum. Perlu diingat bahwa babi termasuk ternak yang memiliki alat pencernaan sederhana dan tak mampu mencerna bahan pakan yang kadar serat kasarnya tinggi. Ternak  babi membutuhkan energi, protein, mineral, vitamin dan air. Setiap zat mempunyai fungsi dan kaitan spesifik di dalam tubuh. Kekurangan atau ketidakseimbangan zat-zat makanan dapat memperlambat pertumbuhan dan berdampak pada  performans. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu cara  pemberian pakan, aroma pakan, kondisi lingkungan atau suhu kandang, ketersedian air minum, jumlah ternak dan kesehatan ternak (Sihombing, 1997).

    Tabel 1. Konsumsi Ransum dan Air Minum Ternak Babi Menurut Umur / Periode
    UmurFase Produksi
    Macam Ransum
    Konsumsi(kg/hari/ekor)
    Air minum
    (l/ekor/hari)
    1-4 mg
    4-8 mg
    8-12 mg
    12-16 mg
    16-20 mg
    20 – di jual
    Induk / Bibit
    Dara (6 bln)
    Jantan (6 bln)
    Induk Kering
    Bunting
    Induk Laktasi
    Jantan aktif
    Susu Pengganti
    Pre Starter
    Starter
    Grower
    Grower
    Finisher
    Grower
    Grower
    Bibit
    Bibit
    Bibit
    Bibit
    0.02-0.05
    0.5-0.75
    1.00-1.25
    1.5-2.00
    2.25-2.75
    2.75-3.5
    1.5-2.00
    1.5-2.00
    2.50-3.50
    2.00-2.50
    3.00-4.50
    2.00-2.50
    0.25-0.5
    0.75-2.0
    2.0-3.5
    3.5-4.0
    4.0-5.0
    5.0-7.0
    6.0-8.0
    6.0-8.0
    7.0-9.0
    7.0-9.0
    15.0-20.0
    7.0-9.0

    Kebutuhan Zat – Zat Makanan
    Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun ransum babi adalah  ketersediaannya dilapangan dalam arti mudah untuk memperolehnya, kandungan zat-zat makanan mencukupi bagi kebutuhan ternak babi, ekonomis dan efisien dalam mencerna bahan-bahan makanan yang diberikan.
    Kandungan protein (asam-asam amino) ransum yang optimal pada ransum babi harus pula memperhatikan kandungan energinya, hal ini disebabkan karena sejumlah energi tertentu dibutuhkan per tiap gram protein dengan demikian protein dapat digunakan efisien untuk pertumbuhan.

    Tabel 2. Kebutuhan Zat-Zat Makanan Babi Fase Grower – Finisher (NRC 1988)
    Zat-Zat Makanan
    Satuan
    20-30 Kg
    Bobot Badan
    35-60 Kg
    Bobot Badan
    60-100 Kg
    Bobot Badan
    Energi dpt dicerna
    Protein kasar
    Asam Amino Esl :
    Arginin
    Fenilalanin
    Histidin
    Isoleusin
    Leusin
    Lisin
    Metionin
    Treonin
    Triptophan
    Valin
    Mineral
    Besi
    Fosfor
    Yodium
    Kalium
    Kalsium
    Khlorin
    Magnesium
    Mangan
    Natrium
    Selenium
    Tembaga
    Zink
    Vitamin
    Vitamin A
    Vitamin D
    Vitamin E
    Vitamin K
    Kkal/kg
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    mg
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    mg
    %
    mg
    mg
    mg
    IU
    IU
    IU
    Mg
    3.380
    16
    0.2
    0.7
    0.18
    0.5
    0.6
    0.7
    0.45
    0.45
    0.12
    0.50
    60.00
    0.5
    0.14
    0.23
    0.6
    0.13
    0.04
    2.0
    0.1
    0.15
    4.0
    60.0
    1.300
    200
    11
    2
    3.390
    14.0
    0.18
    0.61
    0.16
    0.44
    0.52
    0.61
    0.40
    0.39
    0.11
    0.44
    50
    0.45
    0.14
    0.20
    0.55
    0.13
    0.04
    2.00
    0.1
    0.15
    3.0
    60
    1.300
    150
    11.0
    2.0
    3.395
    13.0
    0.16
    0.57
    0.15
    0.41
    0.48
    0.57
    0.30
    0.37
    0.10
    0.41
    40
    0.4
    0.14
    0.17
    0.5
    0.13
    0.04
    2.0
    0.10
    0.10
    3.0
    50.0
    1.300
    125
    11.0
    2.0
    Ransum Babi Periode Grower
    Babi periode grower yaitu babi yang memiliki bobot rata-rata 35 kg hingga mencapai bobot badan 60 kg. Periode grower merupakan periode yang harus diperhatikan akan kebutuhan zat makanannya, dan ransum yang bermutu tinggi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi performans babi grower. Ransum yang terdiri dari pakan yang bermutu tinggi dan disusun memenuhi kebutuhan zat-zat makanan babi dan dicampur baik adalah syarat untuk memperoleh performans yang optimal.
    Pada waktu babi masih muda, pertumbuhannya terutama terdiri dari  protein dan air akan tetapi setelah babi tersebut mempunyai berat badan sekitar 40 kg, energi yang disimpan berupa protein telah konstan dan mulailah energi tersebut dipakai untuk pembentukan jaringan lemak yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
    Menurut Tillman, dkk. (1984) pertumbuhan mempunyai tahap-tahap yang cepat dan lambat. Tahap cepat terjadi pada saat lahir sampai pubertas, dan tahap lambat terjadi pada saat-saat kedewasaan tubuh tercapai. Tahap-tahap pertumbuhan ini membentuk gambaran sigmoid pada grafik pertumbuhan yang ditentukan oleh tingkat konsumsi bila tingkat konsumsi tinggi, pertumbuhan juga cepat, sedangkan pengurangan makanan akan memperlambat kecepatan pertumbuhan.
    Ransum Induk Untuk Reproduksi yang Tinggi
    Pemberian pakan pada induk agar supaya prolifik bukan hanya terlihat baik, tetapi bagaimana untuk mempertahankan kondisi tubuh induk tersebut, kebutuhan zat makanan pada babi bibit, berdasarkan fase produksi tertera pada Tabel di bawah ini.

    Tabel 3. Kebutuhan Zat-Zat Makanan Perkilogram Ransum Babi Bibit (NRC 1988)
    Zat-zat makanan
    Satuan
    Dara Bunting, Induk Bunting dan jantan Yunior/Senior
    Induk Laktasi
    Energi dpt dicerna
    Energi Metabolisme
    Protein kasar
    Asam Amino Esensial :
    Arginin
    Fenilalanin
    Histidin
    Isoleusin
    Leusin
    Lisin
    Metionin
    Treonin
    Triptophan
    Valin
    Mineral
    Besi
    Fosfor
    Yodium
    Kalium
    Kalsium
    Khlorin
    Magnesium
    Mangan
    Natrium
    Selenium
    Tembaga
    Zink
    Vitamin
    Vitamin A
    Vitamin D
    Vitamin E
    Vitamin K
    Kkal/kg
    Kkal/kg
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    mg
    %
    %
    %
    %
    %
    %
    mg
    %
    mg
    mg
    mg
    IU
    IU
    IU
    Mg
    3.400
    3200
    12
    00
    0.15
    0.37
    0.42
    0.43
    0.23
    0.52
    0.34
    0.09
    0.46
    80
    0.6
    0.14
    0.20
    0.75
    0.25
    0.04
    10
    0.15
    0.15
    5
    50
    4000
    200
    10
    2
    3.395
    3195
    13.0
    0.40
    0.25
    0.39
    0.70
    0.58
    0.36
    0.85
    0.43
    0.12
    0.55
    80
    0.5
    0.14
    0.20
    0.75
    0.25
    0.04
    10
    0.20
    0.15
    5
    50
    2000
    200
    10
    2
    Ransum  Induk Sebelum Kawin
    a.      Induk Dara
    Nutrisi pada babi dara sebelum kawin pertama harus mencapai tujuan :
    1. Memaksimumkan tingkat ovulasi pertama/ litter size;
    2. Memperbaiki kondisi babi tubuh dara (otot dan lemak) untuk cadangan masa yang akan yang akan akibat  dari fariasi jumlah pakan yang diberikan.

    b.      Induk Dewasa /Sow
    Pada induk pengganti/gilt  periode penyapihan ke estrus dan kawin biasanya sangat singkat (kurang dari seminggu), ini berakibat pada manipulasi reproduksi induk babi dengan  pakan sangat pendek. Akan tetapi jika jumlah ovulasi sel telur sangat rendah (kira-kira 14 sel telur) dapat juga dilakukan flushing. Kenyataanya jumlah ovulasi periode akhir penyapihan ke estrus sangat bervariasi (15 – 25) pada induk babi dewasa/sow.  Untuk meningkatkan jumlah ovulasi perlu perencanaan pakan yang baik saat penyapihan ke oestrus. 
    Ransum Induk Setelah Kawin
    Tujuan Utama kita dalam pemberian ransum babi bunting (sow/gilt) adalah meningkatkan daya hidup dari embrio/ foetus yang akhirnya meningkatkan litter size. Untuk itu perlu juga diperhatikan effek ransum tersebut terhadap kelahiran, setelah lahir dan masa laktasi dari anak babi yang dilahirkan.
    Diketahui bahwa ransum yang baik /tinggi (high level) pada awal kebuntingan babi darah akan menurunkan jumlah embrio yang hidup.
    Ransum Induk Menyusui
    Umumnya induk kurang nafsu makan saat laktasi, hal ini mengakibatkan sukar terpenuhi kebutuhan nutrisi dari induk untuk hidup pokok dan produksi susu yang tinggi.   Pada saat ini induk biasanya memobilisasi jaringan tubuhnya untuk memproduksi susu untuk anaknya
    Pada saat laktasi induk biasanya mengalami penurunan feed intake sampai  2,5 –3,5 kg/hari pada saat ini perhatian kita harus tertuju pada keselamatan dan pertumbuhan anak, dimana kebutuhan normalnya adalah 6-7 kg/ hari untuk memenuhi hidup pokok dan produksi susu . Sedangkan pada induk yang baik feed intake ada yang tidak berubah, hal ini membuat kondisi tubuh induk tetap baik dan pertumbuhan anak tetap terjaga.  Pola penurunan pakan pada induk laktasi di bagi menjadi dua yaitu masa yang panjang pada induk dewasa(sow) dan masa yang pendek pada induk muda (gilt).
    Biasanya induk muda (gilt)  mengalami kekurangan pakan pada fase laktasi akan mengalami kehilangan berat badan yang lebih besar pada induk yang sudah tua (sow). Kekurangan pakan pada induk yang dewasa (sow) pada masa laktasi mempunyai effek yang rendah terhadap kembali birahi setelah penyapihan, tetapi ada juga induk yang tidak estrus setelah disapih setelah mengalami kekurangan pakan tersebut.

    Catatan:
    Ternak  babi membutuhkan energi, protein, mineral, vitamin dan air. Setiap zat mempunyai fungsi dan kaitan spesifik di dalam tubuh. Kekurangan atau ketidakseimbangan zat-zat makanan dapat memperlambat pertumbuhan dan berdampak pada  performans. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu cara  pemberian pakan, aroma pakan, kondisi lingkungan atau suhu kandang, ketersedian air minum, jumlah ternak dan kesehatan ternak.


    Call/sms No Hp. 081336009497
    Lendius Wanimbo S.Pt
    Desa Genena
     Pirime Jln. Wiringga





1 komentar: