BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Peternakan
Babi adalah salah satu sumber dari komoditi ekspor yang mempunyai pangsa pasar
bagus. Kebutuhan daging babi di luar negeri sangat tinggi sekali. Cara
pemeliharaan ternak babi juga tidaklah terlalu sulit, namun begitu beberapa
penyakit pada babi perlu mendapatkan perhatian serius. Bila ingin berhasil
dalam beternak babi tentunya harus menguasai manajemennya, baik itu
perkandangan, penyakit maupun pemasaran. Pengendalian penyakit adalah salah
satu bagian dari manajemen pemeliharaan ternak babi yang tidak
bisa disepelehkan.
Salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha pengembangan ternak babi dari
aspek manajemen adalah faktor kesehatan atau pengendalian penyakit. Ternak babi
sangat peka dan rentan terhadap penyakit. Penyakit menyebabkan kerugian ekonomi
dalam pengertian mortalitas dan morbiditas laju pertumbuhan, konversi makanan
yang buruk, biaya pengobatan meningkat serta gangguan kontinuitas produksi.
Memiliki pengetahuan tentang penyakit yang lazim atau penyakit yang sering
muncul akan sangat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Para
ahli penyakit ternak khususnya ternak babi menyadari bahwa problematika penyakit
sangat bervariasi baik penyebab maupun permasalahannya. Penelitian yang
mendalam tentang permasalahan penyakit pada ternak babi saat ini menghasilkan
suatu konsep penanggulangan yang di sebut multifactorial (penanggulangan dengan
berbagai cara berdasarkan banyak faktor).
Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis penyakit yang sering
menyerang ternak babi serta bagaimana cara menanggulanginya (pencegahan dan
pengobatan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit
Babi
Penyakit
pada ternak babi umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Selain
dari organism pembawa penyakit, manajemen pemeliharaan yang kurang baik turut
berpengaruh pada kesehatan ternak babi. Memiliki pengetahuan tentang penyakit
yang lazim atau penyakit yang sering muncul pada ternak babi akan sangat
membantu dalam mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit
(Sihombing, 2006).
Penyakit
ternak babi ada bermacam-macam jenisnya baik itu penyakit menular maupun
penyakit tidak menular. Penyakit- penyakit tersebut bisa disebabkan oleh
berbagai hal, dari dalam babi itu sendiri ataupun faktor dari luar seperti
serangan virus dan bakteri. Untuk dapat berhasil dalam ternak babi, perlu untuk
mengendalikan berbagai penyakit yang sering muncul dalam peternakan (Subronto
dan Tjahajati, 2001).
Menurut
Dharma dan Putra (1997), terjadinya suatu penyakit dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang sangat kompleks. Secara umum terdapat tiga faktor yang saling
berkaitan, yaitu agen penyakit, hospes dan lingkungan, yang sering disebut
sebagai segitiga epidemiologi.
Pencegahan
Dan Penanggulangan
Melaksanakan
upaya pencegahan penyakit adalah lebih baik daripada membiarkan ternak sakit
baru mengobatinya, karena apabila sampai babi yang dipelihara mengalami sakit,
peternak akan rugi tenaga, waktu dan biaya (Atiyah, 2001).
Pengendalian
penyakit pada ternak babi didasarkan pada pengujian dan pemisahan serta
pengafkiran ternak yang terinfeksi (Sihombing, 2006).
Menurut
Tarmudji dkk (1988), upaya-upaya pencegahan penyakit secara umum adalah sebagai
berikut:
- Babi yang dipelihara hendaknya berasal dari kelompok babi yang sehat, tidak pernah terjangkit suatu penyakit;
- Kandang selalu dibersihkan setiap pagi, sebaiknya sebelum makan diberikan;
- Kandang tidak becek;
- Jumlah ternak babi dalam kandang harus sesuai dengan luas kandang;
- Ransum setiap hari diberikan dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan ternak babi;
- Berikan obat cacing dan pencegahan penyakit/vaksin secara teratur;
- Bila ada kelainan segera hubungi petugas peternakan.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada
prinsipnya penyakit yang menyerang babi bisa digolongkan menjadi dua:
Penyakit
Tak Menular
Misalnya
penyakit akibat kekurangan zat-zat makanan tertentu (deficiency) seperti
anemia, bulu rontok, rachitis, keracunan, dan lain – lain.
Penyakit
Menular
Yakni
penyakit yang disebabkan oleh gangguan dari suatu organisme (bakteri, virus dan
parasit) seperti cacing, kutu, lalat dan lain - lain.
Dibawah
ini akan diutarakan beberapa penyakit, baik penyakit menular maupun tak menular
yang biasa menimpa dan merugikan usaha ternak babi.
Anemia
(Penyakit Kekurangan Darah)
Penyakit
ini banyak dialami oleh babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.
Penyebab:
- Biasanya kekurangan zat besi dan tembaga, dimana babi tak ada kesempatan mendapatkan tambahan mineral dari dalam tanah;
- Babi induk air susunya hanya sedikit mengandung zat besi.
Gejalan:
- Pucat
- Diare (mencret)
- Pertumbuhan terganggu dan kekurangan berat badan
- Babi banyak berbaring dan buang kotoran disekitar tempat mereka berbaring.
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Babi bunting diberi makanan tambahan mineral yang bnayak mengandung zat besi dan tembaga;
- Anak babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi: misalnya pigdex, dengan dosis: untuk anak babi umur 2 - 4 hari 1cc / ekor (tindakan pencegahan), umur 5 - 28 hari 1-2 cc / ekor dengan cara injeksi intramuscular dibagian pantat (untuk tindakan penyembuhan).
Catatan:
- Anemia yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba;
- Sedangkan yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret).
Agalactia
Penyakit
ini adalah penyakit babi induk yang habis melahirkan dimana mengalami kegagalan
didalam mengeluarkan atau memproduksi air susu.
Penyebab:
- Oleh Eshericho coli
- Karena keracunan didalam usus akibat kontaminasi (tak biasa buang kotoran), yang kemudian terus diikuti dengan hilangnya nabsu makan dan kadang-kadang panas guna mengatasi konstipasi bisa diberi obat peluncur, misalnya: garam inggris
- Akibat peradangan pada uterus (metritis). Ternak yang bersangkutan sakit kehilangan nabsu makan temperatur tubuh naik: 106° F yang normal 102° F – 103°F. Dari vulva keluar cairan yang berwarna kemerahan atau kekuningan. Peradangan uterus ini biasanya diikuti peradangan ambing (mastitis) mengakibatkan kegagalan air susu (Agalactia), maka penyakit ini juga disebut MMA Complek (Mastitis Metritis Agalactia Complek).
Gejala
Umum:
- Gejala pertama biasanya nampak 3 hari sesudah melahirkan, walaupun sering dapat terlihat belum melahirkan atau sebelum anak-anak disapih ;
- Temperatur 103°F – 106°F ;
- Babi tak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali ;
- Dari vagina keluar nanah (pus) berwarna keputihan atau kekuning-kuningan ;
- Anak babi mencret;
- Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi kelaparan
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Makanan baik, dan kebersihan harus terjamin
- Untuk menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau cairan gula (gula tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris.
- Pengobatan dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep, terramycin, sulmet)
Catatan:
- Untuk menstimulir air susu bisa diberi suntikan dengan Oxytocin 5-10 I.U dan 25 mg stillbestrol;
- Peristiwa ini akan menimpa semua anak babi yang melahirkan . oleh karena itu anak babi harus diberi susu extra.
Rheumatik
Penyebab:
- Babi kurang mendapat sinar matahari, adanya udara lembab, dan ventilasi yang kurang sempurna merupakan penyebab faktor yang penting.
- Makanan serba kurang baik
- Ternak sering menderita Erysipelas
Gejala:
- Napsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
- Konstipasi, dan air kencing agak menjadi keruh.
- Sering menunjukkan gejala dimana babi selalu berbaring dan berteriak bila ditekan urat-urat sepanjang tulang belakang.
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Ransum harus baik, lebih-lebih vitamin A dan D haris cukup.
- Kandang bersih, hangat dan kering
- Pengobatan dengan penicilin injeksi dan sulfa
Scours
(Mencret)
Scours
adalah suatu gejala penyakit enteritis yang ditandai adanya peradangan usus,
scours banyak menyerang anak babi atau babi – babi muda.
Penyebab:
Untuk mengetahui penyebab dan gejalanya secara khusus sangat sulit, karena sebenarnya scour itu ada berbagai tipe yang masing - masing penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui bahwa yang mempercepat scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang diperhatikan, kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang tak memenuhi syarat, kurang zat besi (anemia), stress.
Untuk mengetahui penyebab dan gejalanya secara khusus sangat sulit, karena sebenarnya scour itu ada berbagai tipe yang masing - masing penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui bahwa yang mempercepat scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang diperhatikan, kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang tak memenuhi syarat, kurang zat besi (anemia), stress.
Tipe-Tipe
Scours atau Enteritis:
- Non Infectious Enteritis, jenis penyakit ini pertama-tama timbul akibat makanan yang tak menjamin, terutama kekurangan vitamin B, yang mengakibatkan scours. Walaupun scours ini tak berinfeksi (Non Infectious Scours) tetapi sangat mengurangi daya tahan tubuh yang akhirnya mudah kena infeksi enteritis dan penyakit lain.
- Infectious Enteritis
-
Nonspectious Enteritis disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri (tak khusus oleh salah satu bakteri), yang sudah
berjangkit akibat stress.
-
Necrotic Enteritissering disebut necro
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
a)
Banyak menyerang babi umur 2-6 bulan
b)
Kotoran berbau busuk, dan berwarna
agak hitam keabuan
c)
Kotoran sering bercampur jaringan2
usus yang telah lepas.
- Desentri yakni scours yang berinfeksi parah. Kadang - kadang penyakit ini disebut bloody atau black scours, yang disebabkan oleh bakteri vibrio dan bisa dari bakteri lain (salmonella bakteri). Bakteri ini mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau menimbulkan kematian.
- Transmisible Gastro Enteritis (T.G.E) yakni penyakit Enteritis yang disebabkan oleh virus. Babi disegala umur bisa diserang TGE pada babi muda kematian akibat TGE bisa mencapai 100%.
Pencegahan
dan pengobatan:
a)
Menjaga kebersihan kandang dengan
menggunakan desinfektan (lysol, creolin) untuk menyemprot dan kandang selalu
kering.
b)
Terhadap anak babi, hendaknya selalu
diberi alas lantai dari rumput, brambut, serbuk gergaji, dsb, yang selalu
diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.
c)
Makanan diberi TM 10 dengan dosis
5-10 gram per 100 kg ransum, atau Aureomycin
d)
Pengobatan dengan:
-
Sulmet injeksi; Aureomycin Soluble
Powder pada air minum.
-
Aureomycin selama 15 hari ( dosis
biasanya ada petunjuk dari perusahaan)
-
Antibiotic lainnya (Penstrep,
Penisilin, Terramycin, Sul-Q-Nox, Noxal)
Catatan:
a)
Stress: ialah tekanan jiwa pada diri
ternak yang sangat merugikan akibat terkejut diperjalanan (transport),
kedinginan, penyapihan, kastrasi, vaksinasi, pergantian udara, atau pergantian
makanan yang mendadak.
b)
Dosis Aureomycin:
-
Pencegahan: 1 sendok teh Aureomycin
Soluble Powder dalam 8 liter air minum.
-
Penyembuhan: 2 sendok teh Aureomycin
Soluble Powder dalam 4 liter air minum.
White
Scours (Mencret Putih)
Penyebab:
-
Bakteri Escherichia Coli.
Bakteri ini bisa masuk lewat tali pusat yang sakit (infeksi). Dan biasanya babi
kecil mudah menderita mencret putih akibat mereka kedinginan, lantai lembab,
makanan induk jelek, dsb. Atau anak babi terlampau banyak menyusu.
Gejala:
- Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.
- Tak mau menyusu terhadap induk dan nampak sangat lemah.
- Kepala ditundukkan
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Kandang diusahakan selalu kering dan hangat, lantai diberi alas dan sering ganti, tidak sampai menjadi kotor ataupun basah akibat air kencing
- Makanan diberi tambahan aureomycin, TM 10.
Catatan:
-
White Scours biasanya diikuti penyakit Anemia,
TGE, Necro, Desentri dan penyakit lainnya.
Cholera
Penyebab:
Virus
Gejala:
- Temperatur tubuh naik 104-1080F.
- Napsu makan hilang dan lemah, sehingga tak mau makan tetapi minum cukup banyak
- Terhuyung-huyung
- Pada tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
- Kadang- kadang seperti kedinginan yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berimpitan.
Pencegahan
dan pengobatan:
Vaksinasi
dengan Serum Anti Cholera Babi atau Rovac Hog Cholera. Sesudah babi berumur 6
minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu
sebelum dikawinkan, sedangkan pejantan bisa sewaktu-waktu.
Brucellosis
( Keguguran Menular)
Pada
babi, penyakit ini bisa kronis atau subkronis. Yang diserang alat reproduksi
(uterus, ambing, testis).
Penyebab:
Bakteri Brusella Suis
Gejala:
- Keguguran, anak mati didalam kandungan atau sangat lemah.
- Pada jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau permanen; kadang2 lumpuh pada kaki belakang; jantan ada gejala radang testis.
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Sanitasi
- Belilah bibit yang bebas dari penyakit Brucellosis
- Vaksinasi
- Obat belum diketemukan
Pneumonia
(Penyakit Radang Paru-Paru)
Suatu
penyakit yang bisa menyerang segala binatang, termasuk ternak babi. Bila tanpa
pengobatan, 50-70% ternak babi akan mati.
Penyebab:
Mikroorganisme, Virus, cacing paru-paru (lungworms
Gejala:
- Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasan cepat dan dangkal.
- Kaki nampak terbuka lebar.
- Konstipasi
- Nafsu makan hilang
- Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering
- Kulit dan bulu kasar, kering.
Pencegahan
dan pengobatan:
- Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan didalam kandang dan sekelilingnya.
- Ternak babi yang sakit ditempatkan di tempat yang bersih, dan tak berangin
- Makanan yang mudah dicerna dan diberi Aureomycin atau TM 10, guna mencegah infeksi pada saat stress
- Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi; agribon (mengandung sulfadimethoxine, vitamin A dan K)
Catatan:
Dosis
Agribon: 1 gr agribon per 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 per 50 kg berat
badan setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.
Erysipelas
Penyebab:
Erysipelothrix insidiosa, bakteri ini sering terdapat pada usus kelenjar leher,
radang empedu.
Gejala:
Gejala
penyakit ini ada 3 fase.
- Akut
a)
Menyerupai babi yang menderita
cholera
b)
Temperatur tubuh tinggi (40oC)
c)
Ternak babi menyendiri dan selalu
berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati merasa terganggu, lalu
pindah tempat sambil teriak kesakitan
d)
Bila berjalan, kaki menunjukkan
kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh atau kadang – kadang lumpuh.
e)
Nafsu makan turun atau tak makan
sama sekali
f)
Kotoran keras, dan bagi babi muda
encer
g)
Kulit (diamond skin) nampak pada
hari ke 2-3 sesudah inkubasi, yakni kulit luka kecil, berwarna merah muda,
kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras. Biasanya pada bahu, samping tubuh
dan perut
h)
Sering mendengkur, karena hidung
bengkak
i)
Diikuti dengan kematian yang
tiba-tiba.
- Sub Akut
a)
Tanda-tandanya seperti pada yang
akut, tetapi tidak begitu ganas bila dibandingkan dengan yang akut.
b)
Temperatur tubuh tak begitu tinggi,
dan nafsu makan masih normal.
c)
Beberapa luka nampak seperti segi
empat, apabila mengering, pada telinga, ekor, bisa mengelupas.
d)
Bila tak berkomplikasi, biasanya
sembuh.
- Kronis
Yang
kronis biasanya mendapat serangan lokal seperti pada jantung atau persendian
lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
Pencegahan
dan Pengobatan:
a)
Karena organisme itu dapat menyebar
didalam tanah ataupun pada ternak, maka agak sulit dilakukan pencegahan.
b)
Bila ada ternak babi yang menderita
serangan penyakit tersebut, harus segera di isolasi.
c)
Obati dengan Serum Erysipelas
(Susserin), injeksi subcutaneous atau intrapenous. Dosis tergantung berat
badan, 10-40 cc atau lebih.
d)
Bisa diberi sulfa, penicilin,
streptomycin.
Penyakit
Mulut dan Kuku (Apthae Epizootticae)
Penyebab:
Virus (cepat menular)
Gejala:
- Nampak perubahan pada mulut dan kuku
- Selaput lendir dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah dan pada gusi timbul lepuh merah yang berisi cairan kuning sesudah 2-3 hari.
- Sering keluar ludah seperti benang bercampur lendir atau berbuih.
- Timbul luka-luka diantara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring saja.
- Kadang - kadang pada ambing timbul luka dan lepuh juga
- Temperatur tubuh naik dan napsu makan hilang.
Pencegahan
dan pengobatan:
- Semua kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, didesinfektir (cairan caustic soda 2%)
- Ternak yang mati akibat AE harus ditanam
- Vaksinasi setahun sekali
- Obat antibiotic (penicilin powder); obat khusus belum diketahui.
Penyakit
Cacing Bulat (Ascarids)
Banyak
menyerang babi-babi muda hingga mengakibatkan kematian.
Gejala:
- Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.
- Pertumbuhan sangat lambat
- Anak babi menjadi kurus dan perut buncit
- Mencret dan napsu makan berkurang
- Selaput mata pucat.
Pencegahan
dan Pengobatan
- Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (lysol, kreolin, yodofoor)
- Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas ditempat yang biasa untuk mengumbar babi-babi dewasa.
- Pengobatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan: biasanya ada keterangan dari perusahaan.
Scabies
(Kudis)
Penyakit
ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi yang kekurangan
zat-zat makanan yang diperlukan.
Penyebab:
Semacam
kutu kecil, yang tak terlihat oleh mata.
Gejala:
- Nafsu makan ternak babi menurun, sehingga pertumbuhan kurang normal.
- Timbul suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.
- Permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal; keras, kencang dan kulit berkerut (melipat).
Pencegahan
dan Pengobatan:
- Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tak menular kepada yang lain.
- Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektan dengan lysol, kreolin, dan lain - lain. Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.
- Pengobatan dengan Scabisix, dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh. Dosis 10cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tak boleh dipakai).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Salah satu penyebab kegagalan dalam berternak babi yang
sangat dirasakan peternak adalah masalah kesehatan atau penyakit. Penyakit
menyebabkan kerugian ekonomis dalam pengertian mortalitas dan morbiditas laju
pertumbuhan dan konversi makanan yang buruk, biaya pengobatan meningkat dan
gangguan kontinuitas produksi. Memiliki pengetahuan tentang penyakit yang lazim
atau penyakit yang sering muncul akan sangat membantu dalam mengambil tindakan
pencegahan dan pengendalian penyakit.
Call/sms no hp. 081336009497
Lendius Wanimbo S.Pt
Desa Genena
semoga dapat bermanfaat
BalasHapus